Bagi Steve Rogers, kebangkitan setelah puluhan tahun animasi yang ditangguhkan melibatkan lebih dari sekadar mengejar budaya pop;
itu juga berarti bahwa idealis lama ini harus menghadapi dunia ancaman yang lebih halus dan kompleksitas moral yang sulit.
Itu menjadi jelas ketika Direktur Nick Fury dibunuh oleh pembunuh misterius, Winter Soldier, tetapi tidak sebelum memperingatkan Rogers bahwa SHIELD telah ditumbangkan oleh musuhnya.
Ketika Rogers bertindak atas peringatan Fury untuk tidak mempercayai siapa pun di sana, ia dicap sebagai pengkhianat oleh organisasi.
Sekarang buron, Kapten Amerika harus sampai ke dasar misteri mematikan ini dengan bantuan Black Widow dan teman barunya, The Falcon.
Namun, pertempuran akan memakan biaya besar bagi Sentinel of Liberty, dengan Rogers menemukan musuh di mana ia paling tidak mengharapkan mereka sambil mengetahui bahwa Winter Soldier terlihat sangat akrab.
Ditulis oleh Kenneth Chisholm (kchishol@rogers.com)
For Steve Rogers, awakening after decades of suspended animation involves more than catching up on pop culture;
it also means that this old school idealist must face a world of subtler threats and difficult moral complexities.
That becomes clear when Director Nick Fury is killed by the mysterious assassin, the Winter Soldier, but not before warning Rogers that SHIELD has been subverted by its enemies.
When Rogers acts on Fury's warning to trust no one there, he is branded as a traitor by the organization.
Now a fugitive, Captain America must get to the bottom of this deadly mystery with the help of the Black Widow and his new friend, The Falcon.
However, the battle will be costly for the Sentinel of Liberty, with Rogers finding enemies where he least expects them while learning that the Winter Soldier looks disturbingly familiar.
Written by Kenneth Chisholm (kchishol@rogers.com)